Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim. Penyakit ini dikenal sebagai silent killer karena tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga kerap diabaikan.
Kasus kanker serviks di Indonesia masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Pada tahun 2020 sendiri, Kementerian Kesehatan RI mendata bahwa ada sebesar 36,633 kasus kanker serviks yang terjadi. Ditemukan juga bahwa kasus kematian yang yang terjadi akibat kanker adalah sebesar 234,511 dan kanker serviks merupakan salah satunya.
Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV) yang dapat ditularkan melalui kontak seksual dan dapat mengakibatkan perubahan abnormal pada sel-sel serviks, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker. Selain itu, kanker serviks juga bisa dipicu oleh beberapa faktor lainnya. Mulai dari gaya hidup, riwayat seksual, memiliki riwayat infeksi menular, penggunaan pil KB, hingga sistem imun tubuh yang rendah.
Cara Mencegah Kanker Serviks
Meski menjadi salah satu penyakit mematikan, kanker serviks masih dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah preventif.
Berikut adalah beberapa cara mencegah kanker serviks yang bisa dilakukan:
1. Melakukan vaksinasi HPV
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus HPV adalah dengan melakukan vaksinasi HPV.
Pemberian vaksin ini dianjurkan pada remaja wanita usia 10-13 tahun atau bisa juga diberikan untuk wanita hingga usia 26 tahun atau sebelum aktif secara seksual.
Vaksin kanker serviks ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Artinya, vaksin HPV tidak mampu mengobati infeksi atau penyakit yang sudah ada. Oleh sebab itu, perlu melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin agar terhindar dari risiko infeksi HPV.
2. Melakukan pemeriksaan pap smear
Untuk mengetahui dan mendeteksi kanker serviks, sebaiknya Sahabat Kasih melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala oleh wanita yang telah aktif berhubungan seksual.
Pap smear dapat dilakukan sejak usia 21 tahun setidaknya dalam 3 tahun sekali hingga usia 65 tahun.
Setelah melakukan pap smear dan hasilnya keluar, jangan lupa untuk mengikuti rekomendasi selanjutnya dari dokter, misalnya melakukan pap smear kembali setelah 6 bulan atau menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan kolposkopi.
3. Melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat
Untuk mencegah penularan virus HPV, sebaiknya hindari kontak seksual yang berisiko, terutama berganti-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom sebagai pengaman.
Penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus HPV.
Selain itu, hindari juga penggunaan sex toys bergantian dengan orang lain, sebab hal ini juga bisa meningkatkan risiko infeksi HPV.
4. Konsumsi makanan sehat
Kunci dari kesehatan adalah pola hidup yang sehat. Begitu pula kanker serviks yang dapat dihindari dengan mengonsumsi makanan sehat untuk mencegah kanker serviks, seperti:
Makanan dengan kandungan vitamin A, C, dan E, serta mineral (kalsium dan asam folat), seperti tuna, hati, telur, jeruk, wortel, dan produk susu.
Makanan yang akan kaya vitamin B dan folat seperti kubis, brokoli, kembang kol, dan sebagainya
Alpukat
Salmon, cerry, blueberry, dan lemak karena kaya antioksidan yang diperlukan untuk mencegah kanker serviks.
Polifenol dan flavonoid, melalui minyak zaitun, teh hijau, cokelat, anggur merah, raspberry hitam, blackberry, kenari, paprika hijau, dan tomat.
Selain itu, Sahabat Kasih dapat memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keluhan berupa rasa sakit saat berhubungan seksual, muncul perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, atau perdarahan menstruasi yang berlangsung lama, berlebihan, atau terjadi kembali sesaat setelah selesai haid.
Jika Sahabat Kasih ingin melakukan pemeriksaan, dapat dilakukan di beberapa rumah sakit Kasih Group yang menyediakan layanan pap smear. Hubungi call center rumah sakit kami untuk informasi lengkap dan reservasi.