belum-tentu-diare-ini-penyebab-dan-penanganan-bab-cair
Belum Tentu Diare, Ini Penyebab dan Penanganan BAB Cair

Ketika terkena diare, seseorang dapat mengalami buang air besar (BAB) cair hingga lebih dari 3 kali dalam sehari. Kondisi ini biasanya juga disertai gejala lain, seperti mulas, kram atau sakit perut disertai perut kembung, serta mual dan muntah.


Namun, karena diare adalah masalah pencernaan yang cukup sering dialami oleh orang Indonesia, akibatnya BAB cair pun sering diidentikkan dengan diare.


Penting untuk diingat, frekuensi BAB lebih dari tiga kali, tapi feses masih padat bukan merupakan gejala diare. Feses bayi menyusu yang cenderung lembek juga tidak menandakan serangan diare. 


Penyebab diare sendiri adalah infeksi bakteri, virus, dan organisme parasit di dalam sistem pencernaan kita. Penyebarannya bisa dari air yang terkontaminasi oleh feses, atau kebersihan makanan yang kurang terjaga. 


Sementara itu, kondisi BAB cair biasanya disertai gejala lain, seperti sakit perut, mual, hingga muntah-muntah pada kasus tertentu. Jika Sahabat Kasih mengalami gejala tersebut, belum tentu kamu terserang diare biasa. 


Supaya tidak salah mengenali penyebab dan cara mengatasinya, simak penjelasan berikut ini ya: 


  1. Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan yang disebabkan karena ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa akibat kurangnya enzim laktase.


  1. Efek samping obat

Ada kalanya obat menimbulkan efek samping diare. Tapi diare ini bukanlah diare biasa yang disebabkan oleh bakteri, melainkan sebagai efek samping dari obat yang sedang dikonsumsi. Beberapa jenis obat yang memicu diare adalah antasida yang mengandung magnesium, atau lebih dikenal sebagai obat maag. 


  1.  Infeksi 

Infeksi virus, bakteri, dan parasit merupakan salah satu penyebab buang air besar cair yang cukup sering terjadi. Diare yang disebabkan infeksi umumnya terjadi akibat konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi virus, kuman, atau parasit.


  1. Hipertiroidisme 

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika seseorang memiliki kadar hormon tiroid yang tinggi dalam tubuh, sehingga memengaruhi metabolisme tubuh.

Cara mengatasi BAB air sesuai penyebabnya

Selain gejalanya yang mengganggu, BAB berair bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Berikut berbagai cara mengatasinya yang perlu Sahabat Kasih pahami.


  1. Minum cukup air

Untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare dan mencegah risiko terjadinya dehidrasi, konsumsilah air putih setidaknya 8 gelas atau 2 liter sehari. Sahabat Kasih juga disarankan untuk mengonsumsi minuman elektrolit khusus untuk diare sehabis BAB atau muntah.


  1. Perhatikan asupan makanan

Untuk memudahkan pencernaan dan mencukupi kebutuhan energi, orang yang mengalami BAB cair disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bertekstur lunak dan rendah serat, seperti telur, nasi, atau daging ayam.


  1. Hindari olahraga secara berlebihan 

Selama masa pemulihan, Sahabat Kasih dianjurkan untuk membatasi kegiatan olahraga. Pasalnya, terlalu sering berolahraga dapat menyebabkan tubuh kalian semakin lemas dan berisiko terkena dehidrasi.